wajah bunda bercahaya
menerangi fajar hidupku
mewarnai kemuraman kalbuku
membuka tabir kecongkakanku
menyeret kebisuanku
Air susu bundaku bagai pupuk
menyuburkan benih layu
kuatkan akar-akar tunas muda
hingga jadi dewasa, kuat dan tegar
darah bundaku semerah api
panas menggelegak membantai tiang-tiang keangkuhan
hati bunda bagai bunga
indah dan harum semerbak
menghantam polusi udara yang kian kotor
jemari bundaku bak embun pagi
lembut... segar....
wangi bunga-bunga rumput
cinta bunda bagai air
segar... mengalir...
dirindukan tiap makhluk di bumi
akan meluap banjiri bumi
musnahkan tiang-tiang kemunafikan....
dan tunas-tunas muda yang reguk air susumu
jadi makin kuat, tegar, besar, dan tinggi!
hingga tiap makhlukj kan bertanya...
air susu siapakah bertunas begitu hebat?
jemari mana yang bentuk tunas itu?
dan bibir bundaku pasti merekah...
bundaku tersenyum haru...
bangga...
wajahnya cerah bercahaya
maka bumipun banjir...
bundaku menangis penuh haru...
air matanya jadi embun pagi
berkilau bak ratna tertimpa sang surya...
dan saat itu dunia kan tahu...
semua itu milik bundaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar